Digitalbisnis.id – Salah satu sumber energi alternatif yang persediaannya sangat melimpah di Indonesia adalah batubara. Di tingkat dunia khususnya Asia, tingkat konsumsi komoditas ini terus mengalami kenaikan dalam jumlah yang sangat signifikan. Hal ini merupakan pengaruh dari permintaan energi yang selalu meningkat dan menjadi sumber energi terbesar kedua setelah minyak.
Kurang lebih 54% penggunaan batubara di seluruh dunia dilakukan oleh negara-negara Asia. Peningkatan pembuatan pembangkit listrik di negara-negara kawasan ini langsung membuat batubara menjadi suatu komoditas yang sangat dibutuhkan. Dan karena Indonesia merupakan salah satu produsen batubara terbesar, maka perannya juga memiliki arti yang sangat penting.
Produksi Batubara di Indonesia
Menurut data yang dikeluarkan oleh World Coal Institut pada tahun 2007, Indonesia menjadi negara pengekspor batubara kedua paling besar di dunia. Rangking pertamanya diduduki oleh Australia. Kemudian pada tahun 2005, tingkat produksi batubara di Indonesia sudah mampu melampaui Astralia. Sejak itu Indonesia langsung menjelma menjadi eksportir paling depan khususnya untuk komoditas batubara thermal.
Sementara itu, berdasarkan info dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, negara ini memiliki cadangan batubara yang menurut perkiraan baru akan habis kurang lebih 83 tahun mendatang. Terkait dengan cadangan komoditas batubara ini, Indonesia berada pada peringkat 10 dengan total cadangan 3,1% dari seluruh persediaan batubara dunia.
Sedangkan data dari BP Statictical Review of World Energy, disebutkan jika 60% dari semua cadangan batubara yang ada di Indonesia merupakan batubara dengan mutu rendah. Tingkat kandungannya tidak lebih dari 6100 cal per gram. Meski demikian, selisih harga jual antara batubara bermutu baik dan berkualitas rendah itu tidak terlalu tinggi. Jadi komoditas ini tetap bisa diandalkan sebagai sumber devisa negara dari sektor pertambangan.
Daerah yang memiliki cadangan batubara terbesar di Indonesia antara lain adalah Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Selain itu di seluruh Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Papua juga mempunyaicadangan tersebut, tapi dengan jumlah yang lebih kecil.
Sebagian besar produksi batubara di Indonesia dilakukan oleh pengusaha kelas kecil terutama di daerah Kalimantan dan Sumatera. Meski demikian, para pelaku usaha ini tetap mempunyai wilayah pertambangan dan konsensi atau izin pertambangan sendiri dari pemerintah. Hingga saat ini masih sedikit pengusaha kelas besar yang ikut terjun dalam sektor tersebut.
Di sekitar tahun 1990, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengeluarkan ijin bagi para investor luar negeri yang tertarik terjun ke sektor tambang batubara. Mulai saat itu komoditas tersebut mengalami peningkatan produksi yang sangat tajam. Kurang lebih 70% hingga 80% hasil produksinya dipasarkan keluar negeri atau ekspor, sedangkan sisanya dipasarkan dalam pasar lokal atau domestik.
Faktor Pendorong Peningkatan Ekspor dan Produksi Batubara Indonesia
Ada beberapa faktor terpenting yang menjadikan batubara Indonesia mengalami peningkatan kapasitas produksi serta perluasan pangsa ekspor khususnya di kawasan Asia. Pertama adalah karena batubara menjadi salah satu kekuatan paling dominan sebagai alat pembangkit listrik.
Paling sedikit sekitar 27% dari semua energi yang tersedia di dunia bersumber dari batubara. Selain itu kurang lebih 39% pengaktifan listrik dari pembangkitnya memakai energi batubara. Selain itu batubara juga memiliki ketersediaan yang sangat melimpah, mudah diperoleh.
Faktor berikutnya, Indonesia mempunyai cadangan batubara yang sangat banyak meski mutu dan kualitasnya masuk dalam golongan rendah dan menengah. Meski kualitasnya bukan yang terbaik, namun batubara asal Indonesia sangat laku di pasar Asia karena dapat dijual dengan harga yang lebih kompetitif.
Bukan itu saja, Indonesia juga berada pada posisi geografis yang sangat strategis. Kondisi ini menjadikan negara-negara Asia menaruh minat lebih tinggi terhadap komoditas Batubara asal Indonesia. Terutama bagi negara-negara yang jumlah penduduknya sangat besar seperti India dan Tiongkok.
Pangsa Pasar Ekspor Batubara Indonesia di Asia
Bagi Indonesia, batubara dianggap sebagai suatu komoditas terpenting karena dapat dijadikan sumber devisa dan pendapatan negara terbesar. Komoditas tersebut telah memberi konstribusi sebesar 85% dari total devisa yang diterima pemerintah melalui sektor pertambangan.
Seperti yang sudah dijelaskan pada uraian diatas, sebagian besar dari hasil tambang maupun produksi batubara Indonesia dijual keluar negeri dan ekspor di wilayah Asia. Adapun negara-negara yang menjadi pengimpor terbesar batubara Indonesia itu antara lain:
- Tiongkok
Selama ini Tiongkok merupakan salah satu produsen batubara terbesar di dunia. Namun beberapa tahun belakangan ini pemerintah negara itu lebih suka mengimpor hasil tambang komoditas dibandingkan memproduksi sendiri. Selain Australia, Indonesia juga jadi pengekspor terbesar batubara ke Tiongkok. Setiap tahun Indonesia mengekspor batubara ke Tiongkok sekitar 67 juta ton.
Meski negara itu memungut pajak impor sebanyak 3% pada batubara berkualitas rendah, tapi hal ini bukan merupakan suatu ganjalan besar bagi Indonesia. Karena sebagian besar batubara Indonesia yang dijual ke Tiongkok berkualitas sedang.
- India
Pangsa pasar utama berikutnya bagi ekspor batubara Indonesia, yaitu India. Hingga sekarang negara tersebut masih mengandalkan komoditas ini sebagai sumber energi pembangkit listrik dan Indonesia menjadi negara pemasok terbesarnya. Selama ini Indonesia mengirim batubara ke berbagai negara tujuan sebanyak 400 juta ton. 120 di antaranya diekspor ke India.
Dari segi konsumsi, India juga memiliki target yang sangat ambisius. Negara tersebut berniat meningkatkan kapasitas pembangunan dan pembangkit listriknya agar dapat mencapai angka 15 hingga 20 gigawatt. Kondisi ini kemungkinan besar akan membuat konsumsi batubaranya juga akan meningkat tajam.
- Jepang
Sama dengan India, permintan batubara dari Indonesia oleh Jepang juga mengalami kenaikan terus sekitar 28 hingga 30 juta ton. Pengiriman batubara ke Jepang ini senilai 33% dari semua kebutuhan batubara negara tersebut yang mencapai kurang lebih 90 juta ton. Peningkatan ini adalah dampak dari pulihnya kondisi perekonomian di Jepang.
Mereka membutuhkan batubara untuk mengaktifkan lagi pembangkit listriknya. Sebelumnya pembangkit-pembangkit listrik Jepang mengalami gangguan akibat terkena bencana tsunami. Namun tidak lama kemudian negara ini mampu bangkit kembali butuh pasokan batubara lagi dalam jumlah yang banyak.
- Korea Selatan
Meski sedikit mengalami penurunan, tetapi ekspor batubara Indonesia ke Korea Selatan tetap tergolong tinggi mencapai sekitar 20 hingga 25 juta ton. Jumlah ini merupakan 40% dari total kebutuhan batubara di negara ginseng tersebut. Tidak berbeda dengan negara-negara lainnya, Korea Selatan butuh komoditas batubara untuk menghidupkan mesin pembangkit listrik.
Sebelumnya pada tahun 2013 antara Indonesia dan Korea Selatan telah memiliki kesepakatan jual beli atau ekspor impor batubara untuk mengaktifkan pembangkit listrik sebanyak 19 atau 20 unit. Setiap hari pembangkit-pembangkit listrik tersebut butuh pasokan batubara sebanyak 10 ribu ton.
- Taiwan
Beberapa tahun ini Taiwan sudah menjadi pangsa pasar ekspor alernatif bagi komoditas hasil tambang batubara Indonesia. Taiwan Power Company atau Taipower merupakan perusahaan tenaga listrik negara tersebut yang berperan sebagai pembeli utamanya. Dalam tahun pertama 2017 ini, mereka akan mengimpor batubara Indonesia sebanyak kurang lebih 8,4 juta ton.
Selain kelima negara tersebut, Indonesia masih mempunyai peluang besar untuk mengekspor batubara ke beberapa negara Asia lain, di antaranya adalah Malaysia, Thailand, dan Philiphina meski dalam jumlah yang tidak begitu besar.