Digitalbisnis.id – Semua orang pasti tahu bahwa Tiongkok merupakan salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terkuat di dunia pada saat ini. Sumber kekuatan ekonomi tersebut sebagian besar berasal dari sektor industri. Hampir segala jenis produk yang dihasilkan Tiongkok dibuat melalui bidang ini. Meski kualitas dan mutunya terbilang pas-pasan saja, namun semua produk tersebut mampu merebut pasar yang sangat luas terutama di negara-negara berkembang.
Indonesia menjadi salah satu dari pangsa pasar produk negeri Tiongkok. Bahkan pemerintah Tiongkok sendiri berani menyebutkan jika Indonesia adalah mitra dagang atau bisnis yang paling menguntungkan di kawasan Asean. Hampir semua jenis produk negara tersebut selalu terjual laris di Indonesia.
Harga yang sangat murah menjadi alasan utama mengapa banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih produk Tiongkok dibanding produk negeri sendiri atau produk dari negara lainnya seperti Eropa dan Amerika. Di tanah air, Tiongkok memang seakan-akan bisa menjelma menjadi pesaing terberat atas pemasaran hasil produksi negeri sendiri.
Perbandingan Ekspor Indonesia ke Tiongkok dan Amerika Serikat
Akan tetapi, di balik kenyataan tersebut, ternyata banyak pula produk asal Indonesia yang juga dapat lalu keras dijual atau diekspor ke negara Tiongkok. Meski masih mengalami defisit, namun jumlah total keseluruhan ekspor Indonesia ke Tiongkok ternyata jauh lebih besar dibanding nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.
Padahal selama ini Amerika seringkali dipandang sebagai negara pengimpor terbesar produk dan komuditas ekspor Indonesia. Menurut data yang dirilis BPS (Badan Pusat Statistik) pada akhir tahun 2016 kemarin, total ekspor Indonesia ke Tiongkok hingga bulan November mencapai nilai 1,81 milyar US Dollar.
Sedangkan ekspor produk Indonesia ke negara Amerika Serikat berjumlah total 1,33 milyar US Dollar dalam kurun waktu yang sama. Sementara untuk Jepang, nilai ekspornya mencapai 1,29 milyar US Dollar. Sedangkan posisi keempat ditempati oleh India dengan nilai total 1,1 milyar US Dollar. Setelah itu disusul Korea Selatan, Australia dan Taiwan.
Selama sekitar 10 tahun terakhir ini Tiongkok memang telah menjadi negara tujuan ekspor paling utama bagi produk-produk dan komoditas asal Indonesia. Perkembangan ini merupakan hasil dan dampak dari perjanjian kerjasama bisnis antar negara-negara di Asean bersama beberapa negara lain termasuk Tiongkok.
Peluang Ekspor Komoditas Indonesia ke Tiongkok
Bicara tentang kegiatan ekspor, Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan alam sangat melimpah. Sehingga tidak mengherankan jika Indonesia sangat terkenal sebagai pengekspor utama komoditas dunia. Salah satu pangsa utama kegiatan ekspor tersebut adalah Tiongkok.
Salah satu komoditas terbesar Indonesia yang selalu bisa diekspor ke Tiongkok adalah CPO atau minyak sawit. Bahkan Indonesia sudah berhasil memposisikan diri sebagai salah satu negara eksportir minyak sawit terbanyak di negara Tiongkok. Sebanyak 50% kebutuhan minyak sawit di Tiongkok diimpor dari Indonesia.
Tiongkok menjadi negara pengimpor terbesar minyak sawit Indonesia karena memang memiliki kebutuhan yang sangat besar terhadap komoditas tersebut. Kondisi ini diperkuat lagi dengan adanya perjanjian khusus antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Tiongkok. Dari perjanjian ini disepakati bila Tiongkok akan mengimpor minyak sawit Indonesia dalam jumlah yang lebih banyak.
Komoditas lainnya yaitu kopi juga mempunyai potensi besar untuk diekspor ke Tiongkok. Meski tingkat konsumsi kopinya masih tergolong rendah, tetapi budaya menikmati minuman kopi di Tiongkok sudah mulai mengalami peningkatan yang sangat tajam.
Faktor utamanya berasal dari peningkatan jumlah penduduk kelas menengah keatas, sehingga berpengaruh besar terhadap gaya hidup mereka. Saat ini makin banyak penduduk Tiongkok yang mulai menyukai kopi. Bahkan tingkat pertumbuhannya sudah mencapai 16%. Sebagian besar dari mereka berasal dari golongan muda usia, sekitar 20 hingga 35 tahun.
Saat ini Indonesia tercatat sebagai negara pengekspor kopi terbesar kedua di Tiongkok, sebanyak 14% dari keseluruhan kopi yang diimpor oleh negara itu. Sedangkan posisi pertama diduduki oleh Vietnam yang berhasil menguasai pasar sebanyak 49%. Meski dapat menghasilkan kopi sendiri, namun Tiongkok tetap dapat dijadikan pangsa ekspor kopi Indonesia kerena memiliki kualitas yang lebih unggul.
Selain minyak sawit dan kopi, karet juga jadi produk primadona Indonesia di Tiongkok. Sebelum ini, karet memang sempat mengalami penurunan ekspor karena permintaan dunia juga sedang menurun. Namun tidak lama setelah itu Tiongkok muncul sebagai pengimpor karet terbesar dari Indonesia.
Menurut informasi yang disampaikan Gapindo (Gabungan Perusahaan Karet Indonesia), nilai ekspor karet dari provinsi Sumatera Utara ke seluruh dunia pada tahun 2016 mencapai lebih dari 71,3 ribu ton. Sedangkan di awal tahun 2017, mengalami peningkatan sebesar 6,98%.
Salah satu faktor utama yang menjadikan ekspor karet Indonesia naik adalah permintaan dari Tiongkok yang juga terus meningkat. Bahkan khusus untuk negara tersebut, tingkat kenaikannya mencapai 224,76% dengan nilai total 12,88 juta US Dollar. Hal ini diperkirakan akan terjadi secara terus menerus hingga beberapa tahun kedepan.
Produk Hasil Industri Indonesia Terlaris di Tiongkok
Sekitar tahun 2000 lalu, Indonesia sempat dibanjiri dengan produk batik asal Tiongkok. Kondisi ini sempat membuat industri batik dalam negeri mengalami kemunduran. Tapi seiring dengan usaha keras yang dilakukan oleh para pelaku bisnis di bidang tersebut, batik Indonesia secara perlahan-lahan mampu menunjukan mutu yang lebih baik dan pangsa pasar yang lebih luas.
Beda dengan batik Tiongkok yang merupakan buatan pabrik, batik Indonesia merupakan produk hasil kerajinan. Hal inilah yang menjadikan produk tersebut lebih disukai masyarakat, bahkan termasuk penduduk Tiongkok sendiri.
Dalam sebuah acara pameran atau ekspo yang dilaksanakan di Nanning, Guanxi Tiongkok, batik asal Indonesia langsung diserbu oleh masyarakat setempat. Sebagian besar berbentuk busana pria atau kemeja, baju wanita, kain dan selendang. Di negara tersebut batik bisa dijual dengan antara 50 sampai 500 yuan atau sekitar 100 ribu hingga 1 juta rupiah per potong.
Sepatu Indonesia juga dapat dijadikan produk ekspor andalan ke Tiongkok, karena makin banyak pabrik sepatu di negara tersebut yang tutup. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah Tiongkok memutuskan membuka kran impor sebesar-besarnya bagi produk sepatu dari Indonesia dan Vietnam.
Pada tahun 2015, Indonesia mengekspor sepatu ke seluruh dunia dengan nilai total mencapai 4,5 milyar US Dollar. Dari seluruh kegiatan ekspor sepatu tersebut, Tiongkok melakukan impor sebanyak 7% atau mengalami kenaikan lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2014 yang besarnya hanya 3% saja.
Beberapa jenis produk industri lainnya yang memiliki peluang besar untuk diekspor ke Tiongkok adalah mutiara, perhiasan perak, perabot dekorasi, kerajinan kulit, sabun mandi dan lainnya. Khusus untuk sabun mandi, saat ini telah ada pengusaha Indonesia yang berhasil mengekspor produk tersebut ke Tiongkok hingga beberapa puluh kontainer per bulan.
Hingga saat ini pemerintah Indonesia terutama Kementrian Perdagangan makin giat berusaha meningkatkan nilai ekspor produk-produk Indonesia ke Tiongkok. Negara ini dipandang sebagai negara tujuan ekspor terpenting dan paling strategis. Dengan adanya peningkatan nilai ekspor ke Tiongkok, pertumbuhan ekonomi nasional juga akan ikut meningkat.
Apalagi pemerintah Tiongkok juga memandang bahwa Indonesia merupakan mitra bisnis terbaik di Asia. Selain itu, mereka juga ingin meningkatkan hubungan bilateral di bidang tersebut dan hubungan multilateral dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.