Digitalbisnis.id – Arab Saudi merupakan negara yang posisi geografisnya berlokasi di kawasan Jazirah Arab. Bagi Indonesia, Arab Saudi dianggap sebagai negara strategis karena memiliki batas wilayah dengan negara-negara penghasil minyak seperti Uni Emirat Arab, Yordania, Kuwait, Irak, dan Teluk Persia. Selain itu, juga berbatasan langsung dengan Yaman dan Oman.
Lebih dari itu, hampir semua warga Arab Saudi mempunyai penghasilan besar serta memiliki daya beli yang sangat tinggi. Jadi sangat bagus dijadikan pangsa pasar ekspor, terutama bagi produk-produk usaha kecil menengah atau UKM khususnya dari negara Indonesia. Terlebih lagi jumlah penduduknya juga tergolong besar, lebih dari 27 juta jiwa.
Strategi Memasarkan Produk UKM di Arab Saudi
Meski demikian, agar produk UKM yang dipasarkan tersebut dapat menembus pasar negara Arab Saudi, ada beberapa tips yang harus diperhatikan. Tips-tips ini dikeluarkan pemerintah Indonesia sendiri, melalui kementrian perdagangan dan industri.
- Berbentuk Perusahaan
Setiap pelaku UKM yang ingin mengekspor produknya ke Arab Saudi harus dapat memenuhi beberapa syarat adminitrasi. Misalnya punya ijin usaha dan tingkat kredibilitas tinggi. Bukan itu saja saat produknya dikirim ke negara tersebut harus selalu dilengkapi beberapa dokumen.
Misalnya Bill of Landing atau Airway Bill, faktur, Surat Keterangan Asal Barang, sertifikat perusahaan penerbangan atau pelayaran dan asuransi. Khusus untuk asuransi, harus mendapat legalisasi dari Kedutaan Arab Saudi Jakarta, OKI dan Kadin Komite Timur Tengah.
- Kontak Dagang dengan Pihak Importir
Pelaku usaha atau eksportir UKM sebaiknya selalu mengadakan hubungan komunikasi atau kontak dengan pihak importir Arab Saudi. Dalam situasi tertentu, misalnya ketika ada produk yang hanya dipasarkan di Riyadh, Dammam, atau Jeddah, eksportir dapat bekerja sama dengan sole agen setiap provinsi.
- Promosi dan Pemasaran
Tidak berbeda jauh dengan negara lainnya, promosi dan strategi pemasaran merupakan suatu urusan yang sangat penting dalam menembus pasar ekspor di Arab Saudi. Jika bicara tentang biaya, kegiatan promosi ini dapat dilakukan secara patungan sesuai saran yang diberikan oleh importir negara tersebut.
Pada umumnya, pihak yang mengekspor akan menanggung biaya promosi sebesar 70%. Lalu yang 20% ditanggung oleh pihak importir dan sisanya yang 10% dibayar oleh toko pengecer. Di Arab Saudi, kegiatan promosi ini lebih sering dilakukan melalui media billboard di jalan-jalan strategis dan iklan televisi.
- Standarisasi Mutu Produk
Setiap pengekspor yang ingin menjual produk-produknya ke Arab Saudi diharuskan memberi sertifikat halal dan tanda halal pada setiap kemasannya. Secure of Supply atau tanda pengenal keamanan terhadap jumlah produk juga harus dicantumkan. Termasuk juga SASO atau Saudi Standards, Quality and Metrology Organization, tidak boleh dilupakan.
Jenis Produk Paling Laku di Arab Saudi
Saat ini makin banyak importir Arab Saudi yang memiliki minat tinggi terhadap hasil produk UKM dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya data nilai ekspor Indonesia yang tiap tahun selalu mengalami peningkatan. Bahkan angka peningkatan tersebut mencapai lebih dari 24% per tahun.
Salah satu faktor utamanya yaitu pemerintah dan pelaku usaha makin giat melakukan kontak dan hubungan kerja sama bisnis dengan pebisnis setempat. Selain itu, ITPC KJRI Jeddah juga rajin melakukan pameran dan promosi produk UKM Indonesia. Terutama pada para pengurus Kadin Arab Saudi dan importir negara tersebut. Untuk kegiatan pamerannya sering dilakukan di kota-kota beesar seperti Mekkah, Jeddah, Madinah, Yanbu, Taif, Abha, dan sebagainya.
Untuk produknya, jenisnya sangat beragam namun yang paling diminati adalah makanan dan minuman atau bahan pembuatannya. Beberapa di antaranya yaitu mie instan, bumbu rempah, daging segar atau beku, minyak kelapa sawit, jahe segar, ikan tuna segar, teh, saus tomat dan buah-buahan.
Kopi juga menjadi salah satu produk UKM Indonesia yang selalu laris di Arab Saudi. Banyak warga Arab yang beranggapan bahwa kopi dari Indonesia itu mempunyai cita rasa yang lebih eksotis karena aromanya sangat istimewa dibanding kopi dari negara lain. Saat ini Arab telah menjadi importir kopi luwak Indonesia terbesar ketiga setelah Jepang dan Korea Selatan.
Selain itu, masih ada produk UKM lain yang juga sangat laku dijual di Arab Saudi. Misalnya marmer, ubin keramik, produk olahan kayu, wood flooring, blackboard, hingga plywood. Hal yang sama juga berlaku terhadap produk furniture atau mebel, kitchen cabinet, perlengkapan dapur dan lainnya.
Lalu bagi pelaku UKM yang bergerak di bidang tekstil atau busana juga dapat memasarkan produk-produknya dengan mudah di negara ini. Mulai dari tailoring material, sutra, kapas, dan hasil produksi garmen lainnya sangat diminati oleh pengusaha-pengusaha Arab Saudi untuk dipasarkan kembali.
Pada skala ekspor yang lebih besar, terdapat beberapa jenis produk Indonesia yang dapat pula diekspor ke Arab Saudi karena permintaannya juga tergolong tinggi, di antaranya adalah ban mobil termasuk suku cadangnya, essensial oil, bahan-bahan kimia, peralatan kesehatan atau rumah sakit, arang briket, bahan mentah pembuatan minyak wangi, alat penangkap ikan, dan sebagainya.
Jenis Produk yang Sulit Dijual dan Dipasarkan di Arab Saudi
Selain mengenal produk-produk UKM yang bisa dipasarkan di Arab Saudi, pelaku usaha atau eksportir juga harus mengetahui pula jenis produk apa saja yang sebaiknya tidak usah dikirim dan dijual ke negara tersebut. Alasan utamanya tentu saja karena nilai permintaan atau orang yang tertarik membelinya sangat sedikit. Jadi hanya akan menimbulkan kerugian saja apabila tetap dijual.
Beberapa jenis produk yang kurang laku dijual di Arab Saudi antara lain adalah sepeda motor dan segala perlengkapan atau suku cadangnya. Negara ini memandang pajak sebagai sesuatu yang diharamkan. Jadi masyarakat di sana lebih suka memilih mobil, karena selain harganya murah juga tidak terkena pajak. Lebih dari itu, bahan bakarnya juga bisa dibeli dengan harga yang sangat rendah.
Meskipun merupakan produk yang diharamkan, namun minuman keras masih dapat dijual di Indonesia. Sangat berbeda dengan Arab Saudi yang selalu menerapkan aturan keras terhadap produk ini. Jika ada yang berani menjual atau mengedarkannya, akan mendapatkan hukuman berat. Oleh karena itu, pelaku UKM juga tidak diperbolehkan mengekspor minuman beralkohol ke negara tersebut.
Baju atau jas hujan dan payung beserta produk sejenis lainnya tidak akan bisa laku laris dijual atau diekspor ke Arab Saudi. Hujan adalah peristiwa alam biasa, tetapi sangat langka terjadi di kawasan Jaizirah Arab. Bahkan hujan merupakan suatu hal yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat. Saat hujan turun, mereka justru keluar rumah tanpa pelindung agar bisa menikmati limpahan air dari langit.
Karena cuaca serta suhu udaranya cenderung panas, minyak pengusir hawa dingin juga tidak terlalu diminati masyarakat Arab Saudi. Misalnya minyak putih, minyak angin dan sejenisnya sangat sedikit sekali pembelinya.
Kemudian jika bicara tentang produk-produk baju atau busana, jangan menggunakan desain atau motif yang ada gambar makhluk hidupnya. Meski hanya berupa gambar abstrak saja, hal ini tetap diharamkan di Arab Saudi. Jika apabila menggunakan motif, pililah motif berbentuk bunga atau tanaman.
Hal ini juga berlaku untuk produk-produk UKM lain yang diekspor ke Arab Saudi, misalnya hiasan dinding ruang dari kayu, keramik, dan sebagainya. Intinya, hindari penggunaan gambar atau motif yang merupakan perwujudan dari binatang atau hewan dan manusia.