Digitalbisnis.id – Negara kawasan Asia Tengah terdiri dari Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, dan Kyrgzstan. Secara garis besar tingkat pertumbuhan rata-rata ekonomi di seluruh kawasan ini adalah sekitar 6% per tahun. Angka ini tergolong sangat tinggi dan menjadi bukti apabila reformasi kelima negara tersebut terutama dalam sektor ekonomi telah menunjukan arah yang lebih positif.
Kilas Sejarah Asia Tengah
Sejak puluhan abad yang lalu Asia Tengah sudah menjadi salah satu jalur perdagangan paling penting antara negara Tiongkok (China) dengan masyarakat Eropa. Dengan adanya jalur yang sangat terkenal dengan sebutan Jalur Sutra ini, munculah beberapa kerajaan kecil di kawasan tersebut.
Namun setelah itu, sekitar 5 abad terakhir sebagian besar dari wilayah-wilayan jalur sutra ini menjadi daerah jajahan kerajaan Rusia dan Tiongkok. Sementara itu pada waktu yang hampir bersamaan Inggris berhasil menguasai sebagian besar kawasan Asia Selatan.
Selanjutnya ketika memasuki abad XX, sebagian daerah Asia Tengah menjadi bagian negara beraliran komunis, Uni Soviet. Namun setelah paham komunis runtuh dan negara Uni Soviet bubar pada tahun 1991, negara-negara Asia Tengah ini berhasil memerdekakan diri sekaligus merubah paham komunis menjadi paham demokratis.
Meski demikian, di balik itu semua Uni Soviet yang berubah nama menjadi Rusia dan China atau Tiongkok tetap memiliki pengaruh besar atas perkembangan kawasan ini. Oleh sebab itu, Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan dan Kyrgzstan tetap mau menyatukan diri dalam sebuah organisasi bernama Shanghai Cooperation Organisation (SCO) atau Organisasi Kerja sama Shanghai, dimana Rusia dan China juga ikut menjadi anggota terbesar.
Peluang Pasar di Asia Tengah
Jumlah total penduduk Asia Tengah kurang lebih 90 juta jiwa dan memiliki GDP sebesar 100 milyar US Dollar. Dari sini dapat disimpulkan jika kawasan tersebut mampu menunjukan diri sebagai pangsa pasar paling menjanjikan untuk kalangan pebisnis dengan potensi keuntungan yang sangat besar.
Eksplorasi dan pengembangan perluasan peluang pangsa pasar ekspor di negara-negara Asia Tengah dan Asia Selatan telah menjadi sebuah jalur strategis baru bagi Indonesia. Khususnya produk-produk hasil industri agrobisnis dan pertanian. Tetapi selain itu masih banyak produk dan komoditas lain yang dapat dipasarkan dan diekspor di kawasan ini.
Selama ini para pelaku usaha dan kalangan eksportir Indonesia kurang begitu tertarik untuk melakukan usaha penganekaragamkan produk atau diversitifikasi pasar di kawasan tersebut. Padahal jika dilihat dari segi ekonomi, potensi serta peluang pasar yang ada di negara-negara Asia Tengah tergolong besar dan memiliki masa depan yang cerah.
Kemajuan Negara-negara Asia Tengah
Apalagi hampir semua negara di Asia Tengah sudah sejak lama berbenah diri agar bisa saling terintegrasi dan menyatu. Tujuan paling utamanya yaitu untuk melancarkan arus transportasi dan komunikasi antar negara-negara tersebut dan beberapa wilayah lain di Asia Barat.
Perkembangan ini bisa dilihat dari makin banyaknya pembangunan infrakstruktur di kawasan tersebut seperti rel kereta, jembatan, jalan dan lainnya. Bahkan saat ini sudah dibangun pula lapangan udara. Sehingga hubungan kelima negara yang sebelumnya menjadi negara jajahan Uni Soviet (Rusia) ini makin mudah dilakukan. Termasuk pula dengan beberapa negara yang lain disekitarnya.
Kerja sama Dagang Indonesia dan Asia Tengah
Hubungan maupun kerja sama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah negara-negara di Asia Selatan hingga Asia Tengah telah mulai dirintis sejak beberapa tahun lalu. Khususnya di bidang ekonomi pertanian, niaga atau perdagangan, keamanan dan politik hingga budaya dan sosial.
Langkah yang sangat penting ini ditempuh dengan cara membentuk suatu Forum Konsultasi Bilateral dan Sidang Komisi Bersama. Selain itu juga dibuatkan agreement atau MoU, aneka kegiatan untuk sosialisasi, pelatihan, seminar, pameran, forum bisnis dan sebagainya. MoU ini dilanjutkan dengan kegiatan lain misalnya acara saling berkunjung antar pejabat Indonesia dengan pejabat negara-negara Asia Tengah.
Rintisan kerja sama tersebut dimasa mendatang pasti akan memiliki pengaruh besar terhadap nilai perdagangan antara Indonesia dan Asia Tengah. Sejak beberapa tahun lalu sejak berhasil melepaskan diri dari cengkeraman Uni Soviet, Asia Tengah mampu menciptakan sarana serta prasarana yang lebih bagus.
Dengan adanya fasilitas dan kemudahan tersebut, pintu gerbang untuk memasarkan berbagai produk pertanian di Indonesia ke kawsan lain makin terbuka lebar. Tapi tentu saja semuanya harus disesuaikan dengan karakter dan budaya di masing-masing negara.
Untuk saat ini komoditas pertanian Indonesia yang sudah berhasil menembus pasar ekspor di negara Uzbekistan antara lain yaitu kopi, teh dan karet. Sedangkan untuk Asia Selatan seperti Azerbaizan, Bangladesh, Pakistan, India, Sri Lanka dan Iran tidak hanya komoditas pertanian saja yang bisa laku keras namun juga produk kesehatan, farmasi dan sebagainya.
Sampai saat ini Asia Tengah masih sering mengalami kesulitan mengadakan hubungan niaga dengan negara-negara Eropa khususnya Eropa Barat. Agar masalah ini dapat diatasi, mereka mendekati negara-negara Asia agar dapat memberi dukungan terhadap rencana pembangunan kawasan tersebut.
Pola pendekatan ke negara-negara Asia inilah yang menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menggarap pangsa pasar di Asia Tengah. Apalagi negara lain seperti Tiongkok, Jepang, Vietnam, Philiphina, Thailand bahkan hingga Korea Selatan juga berusaha meraih peluang tersebut.
Kerja Sama Perdagangan Indonesia dan Uzbekistan
Khusus untuk negara Uzbekistan, pada tahun 2008 lalu Indonesia sudah menjalin kerja sama bilateral dengan negara tersebut dalam bidang perdagangan dan urusan kepabeanan. Sebelum ada kerja sama bilateral ini, produk yang bisa dijual ke Uzbekistan hanya terdiri dari teh, karet dan palm oil saja.
Namun setelah itu diharapkan ada berbagai komoditas lain yang dapat diekspor dalam jumlah yang lebih banyak dan nilai yang besar. Karena untuk produk lain seperti furniture, pertanian, sepatu dan garmen, untuk mengekspor ke Ubezkistan harus melalui negara lain seperti Dubai dan Iran.
Ubezkistan adalah negara yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi serta dapat dijadikan sebagai pintu masuk produk Indonesia ke negara Asia Tengah lainnya. Selain itu permintaan produk asal Indonesia di negara ini juga sangat besar dan terdiri dari berbagai macam variasi komoditas.
Strategi Ekspansi Ekspor di Asia Tengah
Potensi, peluang dan kesempatan memperluas pangsa ekspor Indonesia di negara-negara Asia Tengah tersebut merupakan suatu jalan besar untuk melakukan ekspansi dan perluasan pasar bagi produk-produk selain komoditas pertanian.
Meski demikian, dibutuhkan strategi khusus dalam menjalankan eksplorasi dan ekspansi pasar terutama sekali dalam urusan targetting, segmentasi hingga positioning. Selain itu, terdapat 3 macam komponen penting yang juga harus selalu dilakukan yaitu marketing-mix, diferensiasi dan selling.
Selanjutnya dalam bagian value, brand atau merek dagang harus segera dibangun sendiri oleh pelaku usaha. Bagian ini merupakan value indikatar sehingga harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan kontinyu. Caranya dapat dijalani dengan layanan dasar atau elemen service serta dukungan dari proses yang berfungsi sebagai penyedia nilai aau value enabler.
Perlu diketahui pula, sistem bisnis dan ekspor dengan pangsa pasar Asia Tengah itu memiliki perbedaan dengan strategi mencari pangsa pasar dengan negara lain. Hal ini juga harus selalu dipelajari oleh para pebisnis. Mulai dari selera pasar, harga, daya beli dan budaya masyarakat Asia Tengah serta yang lainnya harus dapat dipahami secara menyeluruh.