Digitalbisnis.id – Nah, mungkin Kamu sudah cukup sering mendengar istilah perusahaan unicorn. Perusahaan unicorn merupakan perusahaan start up yang memiliki valuasi lebih dari US $ 1 miliar atau setara dengan sekitar Rp 14,1 triliun. Angka yang fantastis sehingga tidak semua perusahaan yang fantastis bisa mendapatkan predikat ini. Jika kita melihat ke masa lalu, istilah unicorn memang terbilang baru. Ini pertama kali dimulai pada tahun 2013 oleh seorang investor modal bernama Aileen Lee. Ia menggunakan istilah perusahaan unicorn untuk menggambarkan perusahaan teknologi inovatif yang memiliki valuasi hingga US $ 1 miliar.
Di Indonesia, perusahaan startup ini semakin menjamur. Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini memungkinkan siapa saja untuk berinovasi mendirikan perusahaan berbasis teknologi dengan ide-ide unik. Dengan mengandalkan ponsel pintar, siapapun bisa mengaksesnya dengan mudah. Tak heran jika start up berbasis teknologi ini bermunculan dari berbagai sektor.
Ada sektor dari transportasi, keuangan, pendidikan, kesehatan, properti, bahkan hingga pertanian yang bisa dikaitkan dengan teknologi. Dari semua sektor tersebut, bermunculan perusahaan-perusahaan unicorn Indonesia yang namanya tidak asing lagi. Sebut saja Tokopedia William Tanuwijaya, Bukalapak Achmad Zamoky, Traveloka, dan OVO. Sebelumnya Go-Jek sempat menjadi perusahaan di kategori unicorn, namun karena nilai valuasinya yang semakin meningkat, kini Go-Jek berstatus sebagai perusahaan startup decacorn pertama di Indonesia.
MODALKU
Merupakan perusahaan startup yang bergerak dalam bidang pemberian pinjaman bagi para pengusaha UMKM. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga UMKM di Malaysia dan Singapura. Pada 2019, Modalku berhasil memberikan pinjaman sebesar Rp. 9 triliun untuk UMKM yang membutuhkan dana yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnisnya.
Sehingga target mereka tercapai dengan baik. Perusahaan ini membuka cabang di kota lain seperti di Bandung, dan juga Surabaya. Modalku digadang-gadang menjadi perusahaan startup unicorn berikutnya karena valuasinya sudah mencapai US $ 100 juta.
Modalku, penyedia layanan peminjaman uang berbasis teknologi atau peer to peer (P2P) lending, juga akan memperluas sayap bisnis dan menjangkau konsumen dengan menambah kantor cabang. Reynold mengatakan, pihaknya sedang mengkaji penambahan kantor cabang di Indonesia Timur. Saat ini Modalku tersedia di Jakarta, Bandung, Surabaya.
Untuk menggenjot jalur penyaluran kredit, Modalku berencana menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perkembangan bisnis Modalku juga dirancang manajemen untuk berkembang menjadi startup digital dengan valuasi lebih dari US $ 1 miliar alias perusahaan unicorn.
Seperti diketahui, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies dan merupakan satu-satunya perusahaan P2P lending dari Asia Tenggara yang masuk dalam Fintech 250, daftar perusahaan terbaik di dunia yang telah melakukan terobosan. dalam inovasi di bidang teknologi keuangan.
Aplikasi Modalku dapat diunduh di ponsel berbasis Android dan iOS App Store. Untuk menjaga target bisnisnya, Modalku yang telah beroperasi sejak 2016 ini menerapkan prinsip kehati-hatian dan melindungi dana investor dan konsumen. Modalku telah bermitra dengan PT Bank Sinarmas Tbk sebagai bank kustodian dalam pengelolaan dana pinjaman.
Modalku mengklaim sebagai perusahaan P2P lending pertama dan satu-satunya di Indonesia yang telah diaudit oleh salah satu firma auditing group ternama Big Four, yaitu Ernst and Young. Laporan keuangan Modalku diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (Firma Anggota Ernst and Young Global Limited) dengan pendapat bahwa laporan keuangan tersebut wajar tanpa modifikasi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.