Digitalbisnis.id – Blibli merupakan produk PT Global Dіgіtal Nіaga, anak perusahaan Djarum dі bіdang dіgіtal yang dіdіrіkan pada tahun 2010. Blibli bekerja sama dengan penyedіa teknologі kelas dunіa, mіtra logіstіk, mіtra perbankan dan mіtra dagang dengan standar tertentu untuk mencіptakan back- sіstem akhіr yang memenuhі kebutuhan Pengguna Blibli. Blibli.commerupakan perusahaan berbasіs e-commerce berbasіs teknologі іnformasі dengan konsep belanja onlіne ala mall. Dengan konsep tersebut, Blibli berharap masyarakat Іndonesіa yang terbіasa berbelanja dі mall bіsa menemukan barang yang dіcarі dengan mudah dan menyenangkan dіmanapun dan kapanpun. Perusahaan іnі berlayar memanfaatkan peluang dі era Revolusі Іndustrі 4.0.
Mengapa mereka tertarik menjalankan E-commerce dengan konsep belanja online ala mall?
Yang memicu era revolusi industri 4.0 dikenal dengan Crowed Sourcing, fenomena inilah yang menimpa perusahaan Go-Jek. Secara kasat mata, dia tidak memiliki ojek tetapi mengklaim bahwa perusahaannya memiliki ribuan ojek. Ini merupakan terobosan yang menunjukkan gagasan / gagasan pokok untuk menciptakan suatu konsep dari kerangka pikir manajemen puncak perusahaan. Misalnya dengan mengajak para pelaku UMKM untuk memahami dan mempraktikkan konsep ekonomi digital (UKM Goes to Digital Economy). Cara ini akan membuka wawasan berpikir (paradigma) dan diharapkan selalu lebih kreatif dan gesit dalam menghadapi perubahan lingkungan yang begitu cepat. Ketika suatu perubahan terjadi, konsekuensi logisnya adalah banyak yang tidak bahagia. Perubahan peralihan UMKM dari keberadaan kondisi nyaman (comfort zone) di Bisnis Offline, malah tidak mau mempelajari hal-hal baru tentang bisnis online, sehingga banyak ditemukan pelaku bisnis hanya berjalan di tempat, artinya ada tidak ada kemajuan Nah, jika melihat kondisi yang terjadi di era revolusi industri 4.0, sebenarnya konsep offline dan online masih berdampingan.
Seperti yang telah diterapkan oleh perusahaan blibli.com dengan mengeluarkan konsep Blibli In Store, yaitu perangkat tablet yang disimpan di toko offline dengan memberikan angsuran untuk setiap pembelian produk di toko tersebut. Model transaksi ini online, tetapi sedang dalam proses membuat produk offline di toko yang bersangkutan. Konsep ini memberikan kemudahan layanan transaksi modern kepada konsumen secara efisien dan tepat waktu. Menjamurnya aplikasi crowed-sourcing & crowed-funding menunjukkan bahwa terdapat model perubahan transisi ke era Revolusi Industri 4.0 di mana semua fasilitas, fitur dan fasilitas layanan dikelola secara sistematis, modern, efektif dan efisien melalui kecanggihan. teknologi IT.
Tentunya dengan munculnya era disrupsi ini maka tingkat persaingan produk antar perusahaan semakin meningkat, terutama didorong oleh fasilitas dan layanan yang canggih. Makin di sini, nampaknya cukup banyak toko yang gulung tikar akibat imbas pergeseran transisi ke konsep layanan modern dan digital karena tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Contohnya adalah Pasar Glodok Jakarta yang dulu dikenal sebagai pusat toko elektronik terbesar dan terlengkap dan ramai dikunjungi pengunjung; saat ini kondisinya sepi pengunjung.
Namun di saat hening, ternyata segelintir toko masih bertahan. Setelah ditelusuri, pemilik toko telah mengubah pola pikirnya ke arah menjual produk secara online. Perubahan pola pikir ini mencerminkan bahwa beberapa toko di Pasar Glodok sudah melek teknologi e-commerce sehingga mampu mengatasi permasalahan seputar penjualan produk di era gangguan ini. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa ketika anak-anak milenial berbelanja, mereka hanya mencari pengalaman yang kebetulan sambil jalan-jalan dan menikmati lingkungan sekitar. Mereka bisa menghabiskan waktu berjam-jam di mall atau pasar modern lainnya demi mendapatkan kepuasan berwisata sekaligus refreshing dan menghilangkan rasa bosan meski pada akhirnya mereka punya waktu untuk berbelanja juga.