Digitalbisnis.id – BukaLapak saat ini bukan marketplace biasa. Pasalnya, melihat perkembangan dan pertumbuhan, marketplace yang diciptakan oleh Achmad Zaky sudah ada dan kuat di jajarannya. Namun keberadaan bisnis yang saat ini diakuisisi oleh BukaLapak dan Achmad Zaky tidak langsung muncul. Ini karena Achmad Zacky memulai BukaLapak dengan bisnis e-commerce kecil-kecilan dengan perjuangan yang goyah. Memang benar apa yang dikatakan banyak pebisnis sukses bahwa kesuksesan sejati yang diraih seseorang selalu merupakan sejarah perjuangan keras sebelumnya. Hal ini pula yang dilakukan Achmad Zaky selama merintisnya. Saat memulai BukaLapak, Achmad Zaky memulai dengan segala keterbatasannya. Namun, dengan semangat dan perjuangan yang konstan, BukaLapak telah menjadi salah satu perusahaan e-commerce berbasis marketplace terbesar di Indonesia. Di balik lahirnya BukaLapak ternyata kita bisa menemukan beberapa fakta unik yang mengemuka. Berikut beberapa fakta unik dari lahirnya BukaLapak.
Lahir Dari Penolakan Pekerjaan
Pertama, fakta unik dari lahirnya BukaLapak ini adalah CEO-nya, Achmad Zaky, tidak langsung terpikir untuk membuatnya setelah lulus kuliah. Pria lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sebelum berpikir untuk membuat BukaLapak, dia melamar kerja ke beberapa perusahaan terlebih dahulu. Sayangnya saat melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan, Achmad Zaky banyak mengalami penolakan. Untung saja Zaky tidak menyerah. Alih-alih menyerah, Zaky justru termotivasi untuk membuat platform belanja online yang kemudian kita kenal sebagai BukaLapak. Ketika ditanya mengapa dia membuat BukaLapak? Zaky menjawab bahwa sejak kecil dia sangat suka membuat atau membuat sesuatu. Lebih lanjut Zaky mengatakan bahwa penolakan beberapa perusahaan untuk bekerja untuknya akhirnya membawa berkah yang membawanya pada passionnya yang sebenarnya.
Bukalapak Lahir di Kos-Kosan
Setelah diselidiki, ternyata inisiasi marketplace BukaLapak berasal dari sebuah kos. BukaLapak lahir dan diawali oleh Ahmad Zaky bersama teman-teman kosnya di sebuah kost. Saat itu Zaky dan teman-temannya menjadikan BukaLapak sebagai kesenangan. Meski tidak digaji dan digaji, pria kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986 ini melakukannya dengan fokus dan sepenuh hati. Zaky memang seorang penghobi dan suka mengutak-atik teknologi. Dengan hobinya sebagai software engineer, Zaky memiliki impian besar untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi banyak orang. Meski tidak memiliki ekspektasi yang besar terhadap para pionir BukaLapak, ternyata takdir memiliki niat yang berbeda. BukaLapak yang dirintis di kos oleh Zaky bersama teman-temannya perlahan berkembang pesat.
Platform BukaLapak hanya memiliki Rp. 80 ribu
Saat merintis BukaLapak bersama teman-temannya, Zacky melakukan riset terlebih dahulu. Dalam riset yang dilakukan di 100 website, Zaky menemukan 99 persen di antaranya dibuat di luar negeri. Dari sinilah Zaky berfikir untuk membuat produk internet hasil kreasi anak Indonesia. Dalam penelitian yang sama, Zaky berpikir untuk membuat e-commerce karena merasa tidak bisa membuatnya di produk lain seperti media sosial atau mesin pencari. Melihat banyaknya pelaku usaha kecil di Indonesia, Zaky kemudian memutuskan bahwa target e-commerce miliknya adalah UKM. Menariknya, ketika memutuskan memberi nama untuk platform e-commerce miliknya, Ahmad Zaky hanya mengeluarkan uang sebesar Rp. 80 ribu untuk membeli domain. Karena tidak memiliki banyak modal saat itu, Zaky hanya bisa membeli nama domain murah bernama BukaLapak.
Sempat terpikir untuk menutup Bukalapak karena tidak ada harapan
Terakhir, fakta unik dari lahirnya BukaLapak adalah ditutup karena dianggap tidak ada harapan. Meski sempat bersemangat di awal pekerjaan kepeloporannya, pada akhirnya Zaky harus menghadapi kenyataan di lapangan. Selain kekurangan modal, Zaky juga banyak mendapatkan pandangan negatif dari orang-orang disekitarnya tentang apa yang dilakukannya di BukaLapak. Menurutnya penutupan BukaLapak terjadi pada tahun 2011. Namun melihat 10 ribu pengguna BukaLapak tersebut, Zaky kemudian berubah pikiran. Zaky kembali bersemangat setelah melihat pelapaknya yang bersemangat. Beberapa pelapaknya bahkan ikut membeli server untuk keberlangsungan BukaLapak. Beberapa bulan kemudian, datang investor dari Jepang yang menanamkan modal sebesar Rp. 2 milyar untuk BukaLapak. Di sinilah Zaky mendapatkan kembali harapannya untuk menjadikan BukaLapak kebanggaan e-commerce domestik.