Digitalbisnis.id – Platform kredit digital tersebut mengaku tidak menjadikan Unicorn atau status start up dengan apresiasi US $ 1 juta sebagai prioritas kinerja perusahaan. Direktur Kredivo, Anita Wijanto mengatakan saat ini Kredivo berkomitmen untuk mendorong inklusi keuangan dalam bentuk layanan perkreditan. Pengakuan ini merupakan respon setelah Kredivo diprediksi akan menjadi salah satu startup yang akan menjadi Unicorn baru. Sebelumnya, platform layanan financial technology (fintech) lainnya, Ovo, disebut sebagai perusahaan Unicorn.
Meskipun Ovo merupakan layanan dompet digital, namun Ovo juga memiliki produk Ovo PayLater yaitu layanan pinjaman konsumen. Kredivo mengatakan, berdasarkan Laporan E-Conomy SEA 2019 yang dilakukan oleh Google dan Temasek pada akhir 2019, masih ada 92 juta orang dewasa di Indonesia yang belum tersentuh layanan keuangan atau perbankan. Anita mengatakan, produk Kredivo terbukti mendorong inklusi keuangan ketika 60 persen pengguna Kredivo pertama kali mendapatkan kredit.
Anita saat ini memperkirakan jumlah pengguna Kredivo sudah menyentuh satu juta orang. Artinya 600 ribu orang mendapat kredit lebih dulu. “Jadi terkadang mereka hanya bekerja satu atau dua tahun, meminta kredit dari bank untuk menolak kredit apapun. Tapi bisa diakses melalui kredit, ”kata Anita. Lebih lanjut Anita menjelaskan, sebagian besar pengguna berusia 20 hingga 30 tahun. Anita juga mengklaim 20 persen dari total pinjaman tersebut merupakan pinjaman produktif. Sisanya adalah pinjaman konsumen.
“Pendapatan naik 20 persen. Banyak peminjam yang menggunakan tunjangan kami untuk keperluan usaha,” ujarnya. Kredivo Telah Menjadi Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Terkait kewajiban Kredivo untuk mendaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), Anita mengatakan Kredivo sudah terdaftar sejak Maret 2018. Anita mengatakan, mengkredit Kredivo ke Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan permintaan agar Kredivo terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “Ini pasti daftar, kalau bukan tidak mungkin kita menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) atau terdaftar di OJK.
Kredivo Membuat Fitur Belanja Online
Pandemi telah mengubah kebiasaan masyarakat dengan melakukan banyak aktivitas secara online, termasuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam penelitiannya tentang sentimen konsumen Indonesia, McKinsey menemukan bahwa selama pandemi terjadi peningkatan aktivitas digital, dengan lebih dari 30% responden mengaku lebih sering memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memesan makanan secara online. Platform kredit digital PT FinAccel Teknologi Indonesia (Kredivo) mengintegrasikan inovasi pembayaran digital melalui fitur Zero-click Checkout dengan Bukalapak. Fitur ini memberikan pengalaman berbelanja yang lebih cepat, sederhana, dan pengoptimalan khusus untuk transaksi melalui smartphone.
General Manager Kredivo Lily Suriani mengatakan pedagang yang mengadopsi Zero-click Checkout mendapatkan keuntungan dari tingkat retensi yang lebih tinggi dan nilai barang dagangan kotor (GMV). Zero-click Checkout memungkinkan pengguna untuk membeli barang di e-commerce secara instan tanpa perlu login atau pindah ke aplikasi lain. Selama proses checkout, pengguna hanya perlu memilih metode pembayaran Kredivo dan barang yang diinginkan akan dibayar secara instan menggunakan kredensial yang disimpan. Pengguna dapat memilih untuk membayar dalam waktu 30 hari dengan bunga 0% atau cicilan hingga 12 bulan dengan bunga 2,95% per bulan.
Direktur Pembayaran, Fintech, dan Produk Virtual Bukalapak Victor Lesmana mengaku pihaknya selalu mengutamakan kemudahan, keamanan dan kemudahan bertransaksi bagi pengguna, serta menghasilkan inovasi bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang tergabung dalam Bukalapak. “Oleh karena itu, kami mendedikasikan kolaborasi kami dengan Kredivo sebagai solusi keuangan lain yang memungkinkan transaksi tanpa batas; aman, cepat, dan mudah untuk total 92 juta pengguna kami, “katanya.