Digitalbisnis.id – Tahun lalu, pemerintah berharap tiga hingga lima startup atau startup bisa menjadi unicorn. Salah satunya, startup di bidang pendidikan. Menteri Riset, Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan bertambahnya startup, tahun ini jumlahnya akan bertambah. “Tahun ini kami berharap ada tambahan tiga sampai lima lagi,” kata Bambang saat ditemui di Jakarta. Menurut Bambang, ada peluang masuk ke unicorn, yakni di sektor on demand dan platform perdagangan, serta di bidang pendidikan dan kesehatan.
Saat ini Indonesia memiliki empat perusahaan startup yang berhasil menembus level unicorn, yaitu Bukalapak, Tokopedia, Traveloka dan yang terbaru platform pembayaran digital OVO. Salah satu misi dari sebuah startup alias startup adalah bisa tumbuh menjadi unicorn. Saat ini terdapat lima startup di Tanah Air yang berhasil menyandang status unicorn. Dan sejumlah perusahaan rintisan memiliki potensi untuk menyusul mereka.
Rumor pun mengemuka bahwa salah satu startup yang digadang-gadang menjadi unicorn baru negeri ini adalah Ruangguru. Namun Wakil Presiden Ruangguru, Ritchie Goenawan menegaskan yang terpenting bukanlah gelar unicorn yang diraih. Sebaliknya, ini bermanfaat bagi banyak siswa. Dalam kesempatan terpisah, Pengamat Pendidikan Doni Koesoema menilai pertumbuhan startup digital sulit untuk dicegah. Ini merupakan arah yang positif asalkan bagaimana visi tersebut dimulai dalam memajukan pendidikan yang perlu dikedepankan.
Karena startup semakin memudahkan siswa untuk belajar di dunia digital saat ini. Meski begitu, pelajar harus terjangkau untuk mengakses fitur secara gratis. “Generasi muda perlu memiliki visi keadilan sosial,” ujarnya. Ia juga mendorong terciptanya startup di sekolah yang melibatkan langsung antara guru dan siswa. Ini akan sangat efektif karena guru dan siswa sudah saling mengenal dan mengetahui soal pelajaran yang akan dibahas. “Yang juga perlu diperhatikan adalah pembinaan karakter,” ujarnya. Seiring dengan kemajuan digital, kata Doni, pemerintah harus fokus mengembangkan pendidikan di Indonesia agar benar-benar maju, dan bersaing dengan negara lain. “Kita tidak boleh kalah dari Singapura, Korea Selatan, dan Jepang,” ujarnya.
Salah satu startup teknologi pendidikan bernama Ruangguru. Saat ini, memiliki sejumlah strategi ekspansi untuk menjadi unicorn. Strategi yang dimaksud antara lain peluncuran lini bisnis baru di bidang vokasi, pengembangan fitur baru, pemasaran masif, penggalangan dana dari investor, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dan perluasan rencana ke luar negeri. Founder & CEO Ruangguru, Belva Devara mengatakan selama lima tahun terakhir, layanan Ruangguru telah melayani lebih dari 15 juta siswa dan 300 ribu guru di seluruh Indonesia. Aplikasi Ruangguru juga mendapatkan rating tertinggi untuk aplikasi pembelajaran di Google Playstore, dengan rating 4.7 dari 5.
“Saat ini Ruangguru fokus pada penyelenggaraan pendidikan melalui guru yang berkualitas,” ujarnya. Seperti diketahui, Ruangguru telah mendapatkan pendanaan Seri B yang dipimpin oleh UOB Venture Management pada tahun 2017 dengan jumlah yang dirahasiakan. Melalui pendanaan Seri B ini, UOB Venture Management bergabung dengan Venturra Capital dan East Ventures untuk mendukung modal utama Ruangguru.